Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto Temukan Penguat Beton Dari Abu Sekam dan Ban Bekas

PURWOKERTO, JATENG, CAKRAWALA.CO – Sebuah temuan penting dalam dunia bahan bangunan terjadi di Purwokerto Jawa Tengah. Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), menciptakan campuran bahan beton dari ban bekas dan abu sekam padi. Hasilnya, beton kuat hingga dua kali lipat dan menekan biaya material sebesar tujuh persen.
Labratorium Mekanika Bahan Fakultas Teknik UMP, menjadi tempat temuan penting yang dikerjakan tiga mahasiswa, yakni Fajar Yusuf, Irfauzi Firman, dan Fernanda wisnu. Ketiganya menemukan campuran agar beton bisa memiliki kekuatan dua kali lipat. Bahan campurannya sederhana, yakni serbuk ban bekas, abu sekam padi, dicampur dengan bahan standar yakni semen pasir dan batu split untuk agregat kasar.

“Bahan campuran yang kami gunakan memang sengaja harus dari bahan limbah. Selain secara ekonimis bernilai rendah, agar sekaligus bisa menjawab persoalan lingkungan,”  kata Fajar.
Ban bekas yang digunakan lebih dahulu dibakar, abu ban disaring dengan penyaring 100. Sementara abu sekam padi, dipilih yang berwarna cerah. Pemilihan bahan campuran ini, karena tersedia melimpah. Data tahun 2006, limbah ban bekas mencapai angka 11 juta ton per tahun. Sementara abu sekam padi banyak ditemukan sebagai limbah produksi bata merah di wilayah Banyumas.

Tiga mahasiswa yang tergabung dalam Tim Newbie Bravery ini, melihat ban memiliki sifat mengisi rongga seperti alumunium foam di bagian campuran beton. Setelah diuji, hasil beton campuran kedua bahan limbah ini, mencapai angka uji kekuatan tekan 460 kilogram per centimeter persegi.
“Kami gembira saat melihat angka uji tekanan. Hasilnya dua kali lipat dari beton standar. Apalagi setelah dihitung, biaya pembuatan beton dengan campuran dua bahan ini, lebih hemat tujuh persen,”  ujar Fajar.
Hasil temuan ini, sudah dilombakan di ajang Inovation Concrete competiotion (ICC) dan menyabet juara kedua. Temuan ini harus disempurnakan, terutama terkait standarisasi bahan ban bekas dan abu sekam, agar bisa diproduksi dan diaplikasikan secara masal.
“Untuk bisa diproduksi masal, tentu masih harus ada uji lanjutan. Sekaligus juga standarisasi kedua bahan campuran itu,”  ujar Sulfah Anjarwati, dosen pembimbing tim.
Temuan ini, tentu merupakan kabar baik di dunia bahan bangunan. Apalagi dilakukan oleh anak muda. Dengan biaya yang lebih hemat, bisa dihasilkan beton dua kali lebih kuat


Komentar